Rabu, 04 Januari 2012

LP BRONCHO PNEUMONI

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR
DEFINISI
Bronkho pneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya.
(Dep. Kes. 1993 : Halaman 106).


ETIOLOGI
Bronkho pneumonia merupakan salah satu dari penyakit infeksi saluran pernafasan yang paling sering membutuhkan rawat inap dan morbiditas yang masih cukup tinggi, dimana manifestasi penyakit ini amat bervariasi, mulai dari batuk-batuk, pilek yang disertai panas sampai yang berat dengan sesak nafas yang hebat. Dan biasanya penyebabnya adalah :
a.Bakteri
b.Virus
c.Jamur
d.Benda asing
Dengan sebab diatas bahkan akan menimbulkan kematian
(Dep. Kes. 1993 : Halaman 106).


PATOFISIOLOGI
Kuman penyebab Bronkho pneumonia masuk kedalam jaringan paru-paru melalui saluran pernapasan atas Bronchiolus kemudian kuman masuk kedalam alveolus lainya melalui poros khon sehingga terjadi peradangan pada dinding Broncus dan alveolus sekitarnya. Kemudian peroses radang dimulai dari hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai ke seluruh lobus.
(Sylvia Anderson Pearce, 1995 : Halaman 231-232)

GEJALA DAN TANDA
1.Demam tinggi (380C – 390C)
2.Batuk dan pilek
3.Sesak napas
4.Mata cowong
5.Lemah dan malaise.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Laboratorium
Ditemukan lekositosis (15.000 – 40.000/mm3). Normal lekosit 4.000 – 10.000/mm3.
Pembiakan sputum terdapat sel polimononuklear (pmN) diplococcus gram positif berbentuk lancet.

2.Radiologi
Terdapat bayangan kesuraman yang homogen pada satu lobus/lebih dan terlihat konsolidasi pada satu lobus/lebih , serta bercak infiltrat pada satu lobus/lebih.

PENATALAKSANAAN
Memberikan O2 2 lt/menit
Memberikan cairan K. CL. (1-2 meg/kg BB/ 24 jam atau KCL 6 meg/500 ml
Melakukan pengenceran dahak dengan menggunakan nebulezer
Berikan Antibiotik dan Antiphiretik




BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

II. PENGKAJIAN
A. ANAMNESA
A.I Identifikasi : meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
A.II Keluhan utama : suhu tubuh meningkat (38 oC – 39 oC)  5 hr, di sertai batuk dan pilek, sesak bila bernafas.
A.III Riwayat penyakit sekarang : adanya demam tinggi (38 oC – 39 oC) secara mendadak, batuk-batuk nafas dalam, sesak, cyanosis.
A.IV Riwayat penyakit dahulu : tanyakan tentang, apakah anak pernah menderita Bronckopneumonia ?
A.V Riwayat penyakit keluarga : pada kasus ini tidak ada riwayat keturunan hanya predis posisinya, apakah salah satu anggota ada yang terkena penyakit infeksi saluran nafas ?
A.VI Riwayat Kehamilan Dan Persalinan :
• Pre natal : keadaan gizi Ibu sewaktu hamil, penyakit infeksi yang diderita bumil, psikologis bumil, permasalahan kehamilan, penggunaan obat/jamu-jamuan.
• Natal : keadaan klien saat lahir, kelainan-kelainan yang didapatan, keadaan trauma saat melahirkan, BB, dan TB klien.
• Post natal : menyangkut keadaan klien setelah lahir sampai usia 28 hari, kelainan yang didapatkan.
A.VII Riwayat Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan.
• Perkembangan meliputi psiko sosial, psiko sexual, motorik halus dan kasar.
(Erik Erekson, 1963)
• Anak usia 9 bulan masuk pada tahap percaya dan tidak percaya (0-1 th).
• Bayi lahir kontak dengan dunia luar sehingga mutlak tergantung pada orang tua.
• Rasa aman dan rasa nyaman serta percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan bayi, dan perantara yang tepat antara bayi dan lingkungan adalah ibu
(Scala Yaumil – Mimi)
Sosial I : mengenal dan menolak orang asing
II : berteriak untuk menarik perhatian
III : memperlihatkan kegembiraan
IV : mempunyai satu kepercayaan
Motorik kasar I : berdiri dengan berpegangan
II : berdiri dua detik (belajar seimbang)
III : berdiri sendiri
IV : berjalan dengan baik
Motorik halus I : menggengam tangannya
II : mampu menjepit dengan jarinya
III : mampu memegang sesuatu / barang
IV : mampu mengangkat barang
Bahasa I : menangis
II : melambaikan tangannya
III berteriak
IV mampu berkomunikasi dengan kata-kata
(Dr. Soetjiningsih DSAK, 1995)

POLA FUNGSI KESEHATAN
Meliputi pola persepsi dan tata laksanan hidup sehat, pola nutrisi, dan metabolisme, pola aktivitas dan latihan, pola eliminasi, pola tidur dan istirahat, pola hubungan peran, pola reproduksi dan sexual, pola penanggulangan stress, pola tata nilai dan keyakinan
- Adapun pola yang berhubungan dengan penyakit Bronkho pneumonia adalah :
1. Pola tata laksana hidup
Fasilitas rumah lengkap, lingkungan bersih, fentilasi rumah yang cukup.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi : berapa kali klien setiap hari minum susu, botolnya ukuran, berat badan pasien.
3. Pola eliminasi
Alvi : BAB encer, berapa jumlah, berapa kali dalam sehari.
Urine : berapa jumlah urine dalam sehari, berapa kali BAK dalam satu hari.
4. Pola aktivitas
Klien tidak dapat beraktivitas seperti bermain dan lain-lain.

PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi keadaan umum, sistem respirasi, sistem kardiovasculer, sistem extremitas, sistem persyarafan, sistem eliminasi, sistem pencernaan.

Sistem Respirasi
Didalam pemeriksaan fisik pada klien broncho pneumoni terdapat pernafasan cuping hidung ,terdapat suara tambahan (Ronchi),dan menggunakan bantuan otot pernafasan ,serta tipe pernafasan tachipneu(cepat dan dangkal).

ANALISA DATA
Semua data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan mengacu pada kebutuhan dasar manusia. (H. Lismidar, 1990. Hal : 60)
1. Data pertama : meningkatnya frekuensi pernafasan, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, adanya suara nafas tambahan, pernafasan dengan pergerakan cuping hidung.
Masalah : ketidak efektifan jalan nafas
Kemungkinan penyebab : penumpukan lendir dialveolus
2. Data kedua : peningkatan suhu tubuh lebih dari normal (38 oC – 39 oC) tachikardi, klien nampak lemah
Masalah : peningkatan suhu tubuh
Kemungkinan penyebab : invasi dari micro organisme
3. Data ketiga : klien malaise, dispnea, gelisah, peningkatan frekuensi pernafasan, bedrest ditempat tidur
Masalah : aktivitas (keseluruhan / sebagaian
Kemungkinan penyebab : kelelahan fisik sekunder terhadap peningkatan upaya pernafasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Merumuskan masalah merupakan suatu pernyataan jelas tentang masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. (H. Lismidar, 1990. Hal : 60)
Dx yang muncul menurut “MERLENA MAYER” 1995 hal. 203 – 204 pada kasus Bronkho pneumonia adalah :
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan lendir dalam alveoli.
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi dari micro organisme.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan fisik skunder terhadap peningkatan upaya untuk bernafas.
4. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan anak.

PERENCANAAN
Setelah data dikumpulkan, diidentifikasikan dan ditemukan diagnosa keperawatannya maka berikutnya menentukan rencana keperawatannya.
1.) Tujuan : jalan nafas klien menjadi efektif dan bisa nafas dengan nyaman.
K/H : • Frekuensi pernafasan normal (2-30x/mnt)
• Anak bernafas tanpa menggunakan otot bantu pernafasan
• Dapat bernafas dengan nyaman dan baik
Rencana :
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
R / : keluarga dapat memahami dan mengerti akan tindakan yang akan dilakukan.
b. Berikan posisi yang semi fowler / setengah duduk.
R / : akan meningkatkan dalam pengambilan O2.
c. Berikan nebuluzer (uap hangat 370C) 15 menit.
R / : dapat menghangatkan dan melembabkan mukosa pada jalan nafas.
d. Berikan O2 sesuai dengan kebutuhan.
R / : membantu memenuhi kebuthan jaringan didalam tubuh.
e. Libatkan orang tua dalam keperawatan / masalah kesehatan.
R / : akan menimbulkan sikap kooperatif dan meningkatkan hubungan kasih sayang.
f. Bebaskan jalan nafas dengan tindakan saction.
R / :Untuk membantu dalam mengeluarka sekret.
g. Observasi TTV.
R / : merupakan langkah-langkah untuk mengetahui adanya perubahan dan langkah perawatan selanjutnya.
h. Kolaborasi dengan tim medis dokter dalam pengobatan (anti biotik) dan tim lab dalam pemeriksaan sputum.
R / : Dalam pemberian Antibiotik untuk membunuh kuman dan pemeriksaan lab.untuk mengetahui kuman penyebab

i. Observasi pola nafas dan tanda-tanda keefektifan jalan nafas.
R / : mengetahui perkembangan pernapasan.
j. Lakukan postural draniagel
R / : mengeluarkan sekret dengan cara menepuk lokasi dada dan punggung
2.) Tujuan : suhu tubuh klien kembali normal
K/H : • Suhu tubuh normal (360C – 370C).
• Mukosa mulut lembab.
• Klien tidak menggigil.
• Palpasi kulit terasa hangat.
Rencana
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
R / : keluarga dapat memahami dan mengerti akan tindakan yang akan dilakukan
b. Lakukan pengompresan dingin atau hangat pada daerah lipatan tubuh dan kepala bagian depan (dahi).
R / : perpindahan suhu tubuh panas secara konduksi melalui kulit.
c. Berikan cairan sesering mungkin.
R / : berfungsi sebagai thermoreguler dan menggnti cairan tubuh yang hilang melalui penguapan.
d. Berikan pakaian tipis dan menyerap.
R / : mempercepat proses penyerapan dan penguapan sehingga suhu tubuh menjadi cepat dalam penurunannya.
e. Observasi TTV dan suhu tubuh.
R / : merupakan langkah untuk mengetahui perkembangan klien
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiphiretik.
R / : Untuk menurunkan suhu tubuh
g. Evaluasi tentang dehidrasi.
R / : mengetahui perkembangan di dalam masalah dehidrasi
3.) Tujuan : aktivitas anak menunjukkan adanya peningkatan.
K/H : • Anak dapat bermain dengan kondisinya.
• Anak mampu berfantasi terhadap permainan.
Rencana
a. Berikan atau siapkan mainan sesuai umur dan kondisi klien.
R / : mengepresikan pikiran dan fantasinya.
b. Libatkan orang tua dalam bermain.
R / : mengembangkan kreatifitas.
c. Tempatkan anak pada ruang yang sebaya.
R / : dapat beradaptasi lebih efektif.
4.) Tujuan : keluarga mampu memahami cara atau tindakan perawatan
K/H : • Keluarga dapat menjelaskan dan mengerti tentang cara tindakan keperawatan yang dilakukan pada anak.
Rencana :
a. Jelaskan pada orang tua atau keluarganya tentang semua tindakan yang diberikan dan tujuannya.
R / : keluarga mengerti maksud dan tujuan tindakan.
b. Libatkan orang tua atau keluarga dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
R / : keluarga dapat mengerti tentang langkah-langkah dari tindakan keperawatan.
c. Ajarkan pada keluarga tentang tata laksana hidup sehat
R / : mengurangi serta menanggulangi sakit yang diderita.

 PELAKSANAAN
Pada setiap dilakuakan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah dilakukan dan telah ditentukan dan pelaksanaan ini dapat sesuai dengan perencanaan atau dapat menyimpang dari rencana semula. Hal ini tergantung pada kondisi dari klien. (H. Lismidar. 1990. Hal 60).

EVALUASI
Merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan dan menerapkan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja secara terus menerus dengan melibatkan klien, perawat, keluarga dan anggota tim lainnya.






DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI (1993) “Asuhan Keperawatan Anak Kontek Keluarga” JKT.
H. Lismidar. Dkk. (1990). “Proses Keperawatan” Universitas Indonesia. JKT.