Sabtu, 20 Desember 2014

MEMANDIKAN DAN MENCUCI RAMBUT MEMANDIKAN PASIEN

        I.            PENGERTIAN
Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan.

     II.            TUJUAN
a.       Mempertahankan kebersihan kulit.
b.      Mencegah infeksi kulit.
c.       Memperlancar peredaran darah.
d.      Mempertahankan kenyamanan pasien

  III.            ALAT DAN BAHAN
a.       Baskon mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat.
b.      Pakaian pengganti.
c.       Kain penutup.
d.      Handuk dan waslap.
e.       Tempat untuk pakaian kotor.
f.       Skrin(sampiran).
g.      Sabun.

  IV.            PROSEDUR KERJA
a.       Jelaskan prosedur pada klien
b.      Cuci tangan
c.       Atur posisi pasien(manusia coba)menjadi posisi tidur telentang/setengah duduk
d.      Bentangkan handuk di bawah kepala dan bersihkan wajah,telinga,dan leher dengan air hangat/sabun dengan waslap lalu keringkan dengan handuk.
e.       Kain penutup(pakaian)di turunkan,bentangkan handuk di atas dada pasien dan kedua tangan ada di atas handuk tersebut.basahi kedua tangan dengan air bersih dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
f.       Setelah kedua tangan di keataskan,handuk di pindahkan kesisi pasien dan bersihkan daerah dada dan perut dengan sabun.bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
g.      Kemudian pasien di miringkan ke kiri. Handuk di bentangkan dibawah punggung sampai glutea.Lalu basahi punggung dengan sabun dan air hangat hingga glutea. Keringkan punggung dengan handuk kemudian miring kekanan. Setelah itu pasien kembali ke posisi telentang dan pakaian atas dipasang dengan rapi.
h.      Letakkan handuk di bawah lutut dan kemudian lutut di bersihkan dengan sabun dan air hangat. Kaki yang paling jauh di dahulukan dan di keringkan dengan handuk.
i.        Ambil handuk dan letekkan di bawah glutea.pakaian bawah perut di buka lalu di bersihkan dengan sabun dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genetalia.setelah selesai,semua di rapikan.
j.        Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


TUGAS
1.      Memandikan pasien.
2.      Perhatikan apa yang perlu dalam memandikan pasien di tempat tidur.

MENCUCI RAMBUT
1.      PENGERTIAN
Mencuci rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.

2.      TUJUAN
a.       Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala.
b.      Menambah rasa nyaman.
c.       Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit.
d.      Memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.

3.      ALAT DAN BAHAN
a.       Handuk secukupnya.
b.      Perlak atau pengalas.
c.       Baskom berisi air hangat.
d.      Sampo atau sabun dalam tempatnya.
e.       Kasa dan kapas.
f.       Sisir.
g.      Bengkok.
h.      Gayung.
i.        Ember kosong.

4.      PROSEDUR KERJA
a.       Jelaskan prosedur pada klien.
b.      Cuci tangan.
c.      Tutup jendela atau pasang sampiran.
d.     Atur posisi pasien (manusia coba) setengah duduk atau tidur.
e.      Setelah posisi tidur lalu letakkan perlak/pengalas di bawah kepala pasien dan perlak/pengalas di arahkan ke bawah dengan di gulung bagian tepi menuju tempat penampung (baskom).
f.       Letakkan baskom di bawah tempat tidur tepat di bawah kepala pasien.
g.      Tutup telinga dengan kapas.
h.      Tutup dada dengan handuk sampai ke leher.
i.        Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya menggunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil di pijat.
j.        Setelah selesai keringkan rambut dan sisir.
k.      Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.

TUGAS

1.      Lakukan prosedur perawatan rambut.
2.      Jelaskan indikasi di lakukan perawatan pada rambut.
3.      Jelaskan hal-hal yang perlu di perhatikan selama mencuci rambut.

Rabu, 04 Januari 2012

LP BRONCHO PNEUMONI

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR
DEFINISI
Bronkho pneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya.
(Dep. Kes. 1993 : Halaman 106).


ETIOLOGI
Bronkho pneumonia merupakan salah satu dari penyakit infeksi saluran pernafasan yang paling sering membutuhkan rawat inap dan morbiditas yang masih cukup tinggi, dimana manifestasi penyakit ini amat bervariasi, mulai dari batuk-batuk, pilek yang disertai panas sampai yang berat dengan sesak nafas yang hebat. Dan biasanya penyebabnya adalah :
a.Bakteri
b.Virus
c.Jamur
d.Benda asing
Dengan sebab diatas bahkan akan menimbulkan kematian
(Dep. Kes. 1993 : Halaman 106).


PATOFISIOLOGI
Kuman penyebab Bronkho pneumonia masuk kedalam jaringan paru-paru melalui saluran pernapasan atas Bronchiolus kemudian kuman masuk kedalam alveolus lainya melalui poros khon sehingga terjadi peradangan pada dinding Broncus dan alveolus sekitarnya. Kemudian peroses radang dimulai dari hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai ke seluruh lobus.
(Sylvia Anderson Pearce, 1995 : Halaman 231-232)

GEJALA DAN TANDA
1.Demam tinggi (380C – 390C)
2.Batuk dan pilek
3.Sesak napas
4.Mata cowong
5.Lemah dan malaise.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Laboratorium
Ditemukan lekositosis (15.000 – 40.000/mm3). Normal lekosit 4.000 – 10.000/mm3.
Pembiakan sputum terdapat sel polimononuklear (pmN) diplococcus gram positif berbentuk lancet.

2.Radiologi
Terdapat bayangan kesuraman yang homogen pada satu lobus/lebih dan terlihat konsolidasi pada satu lobus/lebih , serta bercak infiltrat pada satu lobus/lebih.

PENATALAKSANAAN
Memberikan O2 2 lt/menit
Memberikan cairan K. CL. (1-2 meg/kg BB/ 24 jam atau KCL 6 meg/500 ml
Melakukan pengenceran dahak dengan menggunakan nebulezer
Berikan Antibiotik dan Antiphiretik




BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

II. PENGKAJIAN
A. ANAMNESA
A.I Identifikasi : meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnosa medis.
A.II Keluhan utama : suhu tubuh meningkat (38 oC – 39 oC)  5 hr, di sertai batuk dan pilek, sesak bila bernafas.
A.III Riwayat penyakit sekarang : adanya demam tinggi (38 oC – 39 oC) secara mendadak, batuk-batuk nafas dalam, sesak, cyanosis.
A.IV Riwayat penyakit dahulu : tanyakan tentang, apakah anak pernah menderita Bronckopneumonia ?
A.V Riwayat penyakit keluarga : pada kasus ini tidak ada riwayat keturunan hanya predis posisinya, apakah salah satu anggota ada yang terkena penyakit infeksi saluran nafas ?
A.VI Riwayat Kehamilan Dan Persalinan :
• Pre natal : keadaan gizi Ibu sewaktu hamil, penyakit infeksi yang diderita bumil, psikologis bumil, permasalahan kehamilan, penggunaan obat/jamu-jamuan.
• Natal : keadaan klien saat lahir, kelainan-kelainan yang didapatan, keadaan trauma saat melahirkan, BB, dan TB klien.
• Post natal : menyangkut keadaan klien setelah lahir sampai usia 28 hari, kelainan yang didapatkan.
A.VII Riwayat Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan.
• Perkembangan meliputi psiko sosial, psiko sexual, motorik halus dan kasar.
(Erik Erekson, 1963)
• Anak usia 9 bulan masuk pada tahap percaya dan tidak percaya (0-1 th).
• Bayi lahir kontak dengan dunia luar sehingga mutlak tergantung pada orang tua.
• Rasa aman dan rasa nyaman serta percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan bayi, dan perantara yang tepat antara bayi dan lingkungan adalah ibu
(Scala Yaumil – Mimi)
Sosial I : mengenal dan menolak orang asing
II : berteriak untuk menarik perhatian
III : memperlihatkan kegembiraan
IV : mempunyai satu kepercayaan
Motorik kasar I : berdiri dengan berpegangan
II : berdiri dua detik (belajar seimbang)
III : berdiri sendiri
IV : berjalan dengan baik
Motorik halus I : menggengam tangannya
II : mampu menjepit dengan jarinya
III : mampu memegang sesuatu / barang
IV : mampu mengangkat barang
Bahasa I : menangis
II : melambaikan tangannya
III berteriak
IV mampu berkomunikasi dengan kata-kata
(Dr. Soetjiningsih DSAK, 1995)

POLA FUNGSI KESEHATAN
Meliputi pola persepsi dan tata laksanan hidup sehat, pola nutrisi, dan metabolisme, pola aktivitas dan latihan, pola eliminasi, pola tidur dan istirahat, pola hubungan peran, pola reproduksi dan sexual, pola penanggulangan stress, pola tata nilai dan keyakinan
- Adapun pola yang berhubungan dengan penyakit Bronkho pneumonia adalah :
1. Pola tata laksana hidup
Fasilitas rumah lengkap, lingkungan bersih, fentilasi rumah yang cukup.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi : berapa kali klien setiap hari minum susu, botolnya ukuran, berat badan pasien.
3. Pola eliminasi
Alvi : BAB encer, berapa jumlah, berapa kali dalam sehari.
Urine : berapa jumlah urine dalam sehari, berapa kali BAK dalam satu hari.
4. Pola aktivitas
Klien tidak dapat beraktivitas seperti bermain dan lain-lain.

PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi keadaan umum, sistem respirasi, sistem kardiovasculer, sistem extremitas, sistem persyarafan, sistem eliminasi, sistem pencernaan.

Sistem Respirasi
Didalam pemeriksaan fisik pada klien broncho pneumoni terdapat pernafasan cuping hidung ,terdapat suara tambahan (Ronchi),dan menggunakan bantuan otot pernafasan ,serta tipe pernafasan tachipneu(cepat dan dangkal).

ANALISA DATA
Semua data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan mengacu pada kebutuhan dasar manusia. (H. Lismidar, 1990. Hal : 60)
1. Data pertama : meningkatnya frekuensi pernafasan, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, adanya suara nafas tambahan, pernafasan dengan pergerakan cuping hidung.
Masalah : ketidak efektifan jalan nafas
Kemungkinan penyebab : penumpukan lendir dialveolus
2. Data kedua : peningkatan suhu tubuh lebih dari normal (38 oC – 39 oC) tachikardi, klien nampak lemah
Masalah : peningkatan suhu tubuh
Kemungkinan penyebab : invasi dari micro organisme
3. Data ketiga : klien malaise, dispnea, gelisah, peningkatan frekuensi pernafasan, bedrest ditempat tidur
Masalah : aktivitas (keseluruhan / sebagaian
Kemungkinan penyebab : kelelahan fisik sekunder terhadap peningkatan upaya pernafasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Merumuskan masalah merupakan suatu pernyataan jelas tentang masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. (H. Lismidar, 1990. Hal : 60)
Dx yang muncul menurut “MERLENA MAYER” 1995 hal. 203 – 204 pada kasus Bronkho pneumonia adalah :
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan lendir dalam alveoli.
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi dari micro organisme.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan fisik skunder terhadap peningkatan upaya untuk bernafas.
4. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan anak.

PERENCANAAN
Setelah data dikumpulkan, diidentifikasikan dan ditemukan diagnosa keperawatannya maka berikutnya menentukan rencana keperawatannya.
1.) Tujuan : jalan nafas klien menjadi efektif dan bisa nafas dengan nyaman.
K/H : • Frekuensi pernafasan normal (2-30x/mnt)
• Anak bernafas tanpa menggunakan otot bantu pernafasan
• Dapat bernafas dengan nyaman dan baik
Rencana :
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
R / : keluarga dapat memahami dan mengerti akan tindakan yang akan dilakukan.
b. Berikan posisi yang semi fowler / setengah duduk.
R / : akan meningkatkan dalam pengambilan O2.
c. Berikan nebuluzer (uap hangat 370C) 15 menit.
R / : dapat menghangatkan dan melembabkan mukosa pada jalan nafas.
d. Berikan O2 sesuai dengan kebutuhan.
R / : membantu memenuhi kebuthan jaringan didalam tubuh.
e. Libatkan orang tua dalam keperawatan / masalah kesehatan.
R / : akan menimbulkan sikap kooperatif dan meningkatkan hubungan kasih sayang.
f. Bebaskan jalan nafas dengan tindakan saction.
R / :Untuk membantu dalam mengeluarka sekret.
g. Observasi TTV.
R / : merupakan langkah-langkah untuk mengetahui adanya perubahan dan langkah perawatan selanjutnya.
h. Kolaborasi dengan tim medis dokter dalam pengobatan (anti biotik) dan tim lab dalam pemeriksaan sputum.
R / : Dalam pemberian Antibiotik untuk membunuh kuman dan pemeriksaan lab.untuk mengetahui kuman penyebab

i. Observasi pola nafas dan tanda-tanda keefektifan jalan nafas.
R / : mengetahui perkembangan pernapasan.
j. Lakukan postural draniagel
R / : mengeluarkan sekret dengan cara menepuk lokasi dada dan punggung
2.) Tujuan : suhu tubuh klien kembali normal
K/H : • Suhu tubuh normal (360C – 370C).
• Mukosa mulut lembab.
• Klien tidak menggigil.
• Palpasi kulit terasa hangat.
Rencana
a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
R / : keluarga dapat memahami dan mengerti akan tindakan yang akan dilakukan
b. Lakukan pengompresan dingin atau hangat pada daerah lipatan tubuh dan kepala bagian depan (dahi).
R / : perpindahan suhu tubuh panas secara konduksi melalui kulit.
c. Berikan cairan sesering mungkin.
R / : berfungsi sebagai thermoreguler dan menggnti cairan tubuh yang hilang melalui penguapan.
d. Berikan pakaian tipis dan menyerap.
R / : mempercepat proses penyerapan dan penguapan sehingga suhu tubuh menjadi cepat dalam penurunannya.
e. Observasi TTV dan suhu tubuh.
R / : merupakan langkah untuk mengetahui perkembangan klien
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antiphiretik.
R / : Untuk menurunkan suhu tubuh
g. Evaluasi tentang dehidrasi.
R / : mengetahui perkembangan di dalam masalah dehidrasi
3.) Tujuan : aktivitas anak menunjukkan adanya peningkatan.
K/H : • Anak dapat bermain dengan kondisinya.
• Anak mampu berfantasi terhadap permainan.
Rencana
a. Berikan atau siapkan mainan sesuai umur dan kondisi klien.
R / : mengepresikan pikiran dan fantasinya.
b. Libatkan orang tua dalam bermain.
R / : mengembangkan kreatifitas.
c. Tempatkan anak pada ruang yang sebaya.
R / : dapat beradaptasi lebih efektif.
4.) Tujuan : keluarga mampu memahami cara atau tindakan perawatan
K/H : • Keluarga dapat menjelaskan dan mengerti tentang cara tindakan keperawatan yang dilakukan pada anak.
Rencana :
a. Jelaskan pada orang tua atau keluarganya tentang semua tindakan yang diberikan dan tujuannya.
R / : keluarga mengerti maksud dan tujuan tindakan.
b. Libatkan orang tua atau keluarga dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
R / : keluarga dapat mengerti tentang langkah-langkah dari tindakan keperawatan.
c. Ajarkan pada keluarga tentang tata laksana hidup sehat
R / : mengurangi serta menanggulangi sakit yang diderita.

 PELAKSANAAN
Pada setiap dilakuakan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah dilakukan dan telah ditentukan dan pelaksanaan ini dapat sesuai dengan perencanaan atau dapat menyimpang dari rencana semula. Hal ini tergantung pada kondisi dari klien. (H. Lismidar. 1990. Hal 60).

EVALUASI
Merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan dan menerapkan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja secara terus menerus dengan melibatkan klien, perawat, keluarga dan anggota tim lainnya.






DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI (1993) “Asuhan Keperawatan Anak Kontek Keluarga” JKT.
H. Lismidar. Dkk. (1990). “Proses Keperawatan” Universitas Indonesia. JKT.

Minggu, 11 Desember 2011

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

Definisi ;
1. Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran pencernaan, dipengaruh oleh fungsi kolon dan dapat diidentifikasikan dari perubahan jumlah, konsistensi, frekwensi, dan warna dari tinja (whaley dan Wong, 1997)..
2. diare adalah pola buang air besar yang tidak normal dengan bentuk tinja encer dan peningkatan frekwensi yang lebih dari biasanya (FKUI, 1991 )

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kultur tinja.
2. Media terkontaminasi (air, makanan ).
3. Sigmoidoskopy.
4. Hematologi.
5. Kultur pus ( otitis media )

SISTEMATIKA PENATAAKSANAAN DIARE BERDASARKAN KEADAAN PENDERITA (Diagnosa fisik pada anak, ( FKUI, 1991 ).

Tanpa dehdrasi sampai dehidrasi ringan

Cairan RT ( LGG, air tajin, kuah sayur )

Pengobatan dirumah
Dehidrasi ringan sampai dehidrasi sedang __Oralit

Puskesmas, poliklinik RS Dehtdrasi berat dengan / tanpa komplikasi dengan / tanpa penyakit

Cairan rehidrasi parentral, RL, Glukosa


RS /Puskesmas perwatan

Menurut banyaknya cairan yang hilang gunakan derajat dehidrasi
1. Kehilangan berat badan
a. 2,5% : tidak ada dehidrasi
b. 2,5 – 5% : dehidrasi ringan
c. 5 – 10% : dehidrasi sedang
d. 10% : dehidrasi berat


2. Skor Maurice King
Bagian tubuh yang diperiksa Nilai
0 1 2 Keterangan

0-2 =dehidrsi ringan
3-6=dehidrasi swdang.
7-2=dehidrasi berat

Pda anak-anak =UUB sudah menutup , diganti produksi urine.

Untuk kekenyalan kulit, kembali
1 detik = dehidrasi ringan
1-2 detik = dehidrasi sedang
2 detik/> =dehidrasi berat
Keadaan umum Sehat Gelisah
Cengeng
Apatis
Mengantuk Mengigau
Koma
Shock

Turgor Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
UUB Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering
Sianosis
Denyut nadi / menit Kuat <120 Sedang (120-140) Lemah >140


MASALAH KESEHATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Gangguan nutrisi
3. Gangguan integritas kulit.
4. Resiko infeksi.
5. Kecemasan.
.
MASALAH KOLABORATIF
1. Dehidrasi.
2. Shock hipovolemik.
3. Asidosis metabolik

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volme cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dari gastrointestinal aaakibat diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhabn tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake, diare.
3. Resiko tinggi penjalaran infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme di saluran pencernaan.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan iritasi akibat peningkatan frekwensi dan keluarnya feces yang cair.
5. Cemas atau takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang tidak dikenal, pelaksanaan presedur.
6. Perubahan proses dalam keluarga berhubungan dengan krang pengetahuan, situasi krisis.

PERENCANAAN DAN INTERVENSI
1. Kekurangan volume caiuran berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan dari gastrointestial akibat diare.
Tujuan : kien kan menunjukkan tanda – tanda rehidrasi dan berikan cairan yang adekuat.
Kriteria : anak menunjukkan tanda tanda adekuat (turgor kulit baik, mata dan fontanel tidak cekung, kesadaran compos mentis )
Intervensi:
a. Berikan cairan rehidrasi peroral
b. Berikan dan monitor cairan yang diberikan.
c. Berikan (kolaborasi) pemberian antibiotik sesuai dengan resep pengobatan.
d. Setelah rehidrasi berikan diet yang toleran secara teratur.
e. Anjurkan cairan peroral yang rendah garam seerti ASI, formula bebas laktosa.
f. Catat intake dan output ( urine,BAB, dan muntah ).
g. Monitor urine secara spesifik tiap 8 jam atau sesuai indikasi dan timbang berat badan tiap hari.
h. Batasi intake seperti ju ice buah, soft drink, dan gelatin.
i. Kaji tanda-tanda vital turgor kuit, mukosa membran dan status mental setaip 4 jam atau sesuai indikasi.

2. Perubahan nurisi : urang dari kebutuhan tubuh berhubungan engan tidak adekuatnya intake, diare.
Tujuan : klien akan makan makanan sesuai dengan umur dan berat badan.
Kreteria : anak akan menunjukkkan kepuasan dengan kenaikan berat badan.


Intervensi ;
a. Setelah rehidrasi, anjurkan ibu untuk memberikan ASI secara teratur.
b. Berikan diet yang toleransi.
c. Catat dan observasi respon terhadap makanan.
d. Jelaskan pada keluarga tentang prioritas diet.

3. Resiko tinggi penjalaran infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme di gastrointestinal track.
Tujuan : klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Kreteria ; infeksi adak terjadi ditempat lain.
Intervensi:
a. Lakukan tindakan sesuai standar dan kontrol infeksi dengan menggunakan alat-alat dasposal dan pencucian serta dalam penambilan spesimen dan cuci tangan dengan benar.
b. Pakailah popok yang pas, jangan longggar.
c. Usahakan anak untuk menjauh area yang terkontaminasi dan selalu mencuci tangan setiap selesai toileting.
d. Anjurkan keluarga untuk melakukan tindakan isolasi seperti mencuci tangan.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi akibat peningkatan frekwensi dan keluarnya feces yang cair.
Tujuan : klien akan menunjukkan peningkatan integritas kulit.
Kreteria : anak tidak mengalami tada-tanda kerusakan pada lulit.
Intervensi ;
a. Ganti popok sesering mungkin.
b. Bersishkan bokong dengan bahan yang lembut, sabun non alkaline dan air dalam bak mandi khusus bayi.
c. Oleskan salep seperti zinc oxide.
d. Perhatikan tanda kemerahanataau ruam pada kulit.
e. Hindari pemakain pemersih yang mengandung alkohol pada kulit yang lecet.
f. Observasi bokong dan perineum terhadap infeksi.
g. Kolaborasi ( untuk pemberian anti fungi ).

5. Cemas atau takut berhubungan dengan perpisah dengan orang tua, lingkungan yang tidak dikenal, pelaksaan prosedur.
Tujuan : klien merasa nyaman dan tidak takut.
Kritreria ;
1. Anak menunjukkan penurunan tanda-tanda emosi.
2. Keluaraga aktif berpartisipasi dalam perawatan anak.
Intervensi:
a . Berikan dot pada dan perkembangan bayi.
b . Anjurkan keluarga untuk berkunjung ean berpartisipasi dalam perawatan seoptimal mungkin..
c . Berikan sentuhan, peluan dan berbicaralah sebanyak mungkin dengan anak.
d . Berikan stimulus sensasi dan pengalihan perhatian sesuai kondisi pertumbuhan anak.

6. Perubahan proses dalam keluarga dengan kurang pengetahuan, situasi krisis.
Tujuan ; keluarga mengerti dengan penyakit anak.
Kreteria : keluarga mendemonstrasikan kemampuan merawat anak terutama di rumah.
Intervensi ;
a. Berikan informasi pada keluarga tentang perawatan dan therapy.
b. Kaji kemampuan keluarga dalam memberian support dan rasa aman dan ikutkan keluarga dalam proses perawatan.
c. Anjurkan keluarga untuk mematuhi hal-hal yang berhubungan dengan tidakan pencegahan.
d. Rencakan follow up asuhan setelah hospitalisasi.
e. Rujuk keluarga ke instansi atau instansi atau fasilitas kesehatan masyarakat terdekat.

EVALUASI
1. Rehidrasi tercapai, intake balance,berat badan tetap atau menungkat.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, intake adekuat terutama kalori.
3. Tidak terdapat tanda- tanda infeksi di tempat lain.
4. Ti ak terjadi gangguan integritas kulit.
5. Klien dan kelurga dapat mengepesikan peningkatan rasa nyaman.
6. Keluarga mampu mendentrasikan perawatan anak, pengobatan yang dibutuhkan selama di rumah sakit dan di rumah.



BUKU SUMBER :

Kathleen, 1994, Pediatric Care Planning, Springhouse: USA

Latief, Abdul. Dkk, 1991, Kuliah Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Bagian Ilmu Kesehatan Anak: Jakarta

Whalley, F. Lucille; Wong, Donna L, 1991, Nursing Care Of Infant, Mosby Company: Philadelphia

Wong, Donna L, 1997, Pediatric Nursing, Mosby Company: St Louis, Missouri

Sabtu, 10 September 2011

KODE AKSES NOKIA LAWAS

Kode rahasia handphone ini wajib di ketahui kalau emang mau jadi pakar preak hp, juga paling umum di gunakan selain harus tahu istilah handphone, entah untuk pemilik counter hape, makelar hape atau sebagai panduan membeli handphone second. Dan bila kurang puas lainya bisa di download disini. Jadi tahu cara merawat batrei handphone saja tidak cukup, apalagi kalo kamu demen maen hack hape.

Kode akses Nokia
*#30# : Menampilkan ‘private number’ yang menghubungi anda.
*#73# : Mereset timer ponsel dan skor game (pada beberapa ponsel).
*#7780# : Mengembalikan ke setting pabrik (factory setting).
*#2820# : Alamat IP perangkat Bluetooth (untuk ponsel yang mempunyai Bluetooth).
xx# : Akses cepat ke nama/nomer telepon di phone book ponsel, misalnya 20#.
Tombol off : Menekan dengan singkat, untuk berpindah antar profile.
*3370# : Mengaktifkan EFR(Enhanced Full Rate) Codec (tidak berlaku di ponsel Symbian).
#3370# : Menonaktifkan EFR Codec.
*#4270# : Mengaktifkan Half Rate Codec.
*#4270# : Menonaktifkan Half Rate Codec.
*#0000# : Menampilkan versi software ponsel.
*#9999# : Kode alternatif jika *#0000# tidak bekerja.
*#06# : Melihat nomor IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
*#21# : Mengecek nomor pengalihan “All Call” yang digunakan.
*#2640# : Menampilkan kode keamanan ponsel yang digunakan.
*#43# : Mengecek status “Call Waiting”.
*#61# : Untuk mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika tak anda jawab.
*#62# : Mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika ponsel anda di luar jangkauan.
*#67# : Mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika ponsel anda sedang sibuk.
**21*number# : Menghidupkan pengalihan “All Call” pada nomor yang diisi.
**61*number# : Menghidupkan pengalihan “No Reply” pada nomor yang diisi.
**67*number# : Menghidupkan pengalihan “On Bussy” pada nomor yang diisi.
*#67705646# : Mengganti logo operator logo pada Nokia 3310 dan 3330.
*#746025625# : Menampilkan status SIM Clock.
*#7760# : Menampilkan kode pabrikan (sebagian besar ponsel tipe lama).
*#92702689# : Memunculkan : 1. Serial Number, 2. Date Made, 3. Purchase Date, 4. Date of last repair, 5.Transfer user data. Keluar dari mode ini harus merestart ponsel ( pada beberapa ponsel ).

Kode akses Sony Ericsson :
*#06# : Melihat nomor IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
*#0000# : Mereset bahasa kembali ke English.
> * < < * < * : Service Menu – menampilkan versi software ponsel. Tekan “Yes” berulang-ulang untuk melihat semua data software dan tekan “>” untuk melihat semua teks yang terdapat pada ponsel.
< * * < : Mengunci SIM Card.
Sortcuts :
1. Menyimpan nomor “Missed Call” di direktori ponsel.
Cari menu “Missed Call”, tekan “Yes” untuk menampilkan nomor yang dituju. Tekan nomor apa saja ( 0 sampai 9 ), kemudian tekan “clear” sekali untuk memblok nomor tersebut, kemudian tekan dan tahan “<” sampai muncul “Store”, tekan “Yes”.
2. Menyembunyikan nomor.
Setelah menekan nomor yang dituju dan sebelum menekan “Yes”, tekan ‘ > ‘ 2 kali untuk memilih “Hide Id?” dan tekan ‘Yes’.
3. Mengecek level batere ketika ponsel mati (off ).
Tekan ‘No’ secara cepat 1 x dan tunggu hingga tampilan baterai terlihat.
4. Menyimpan nomor di memori ponsel (bukan SIM Card).
Ikuti prosedur normal untuk menyimpan nomor. Ketika tampilan untuk menyimpan terlihat tekan ‘#’ sekali dan lokasi yang diinginkan, atau tekan ‘#’ 2 kali untuk melihat posisi lanjutan.
5. Menghubungi nomor dari pesan SMS.
Mengarahkan kursor pada nomor yang tertulis, kemudian tekan “Yes”.
Shortcut Penampilan Gambar :
(Berlaku di sebagian besar ponsel Symbian).
Ketika melihat image atau gambar di galeri, tekan :
1 : untuk memutar gambar ke kiri.
2 : untuk memutar gambar ke kanan.
5 atau 7 : untuk memperbesar (zoom) gambar.
* : untuk tampilan fullscreen atau non fullscreen.
Catatan : perintah angka di atas bisa berbeda di setiap ponsel.
Hard Reset :
Peringatan !!! Semua data ponsel akan hilang.
Dalam keadaan ponsel mati (off), tekan secara bersamaan tombol telepon (bicara), angka 3, dan tombol * (bintang). Kemudian dalam keadaan menekan ketiga tombol tersebut, tekan tombol On. Trik ini berlaku di sebagian besar ponsel Nokia.
Update Tambahan Nokia GSM
Nokia 21xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#3283# Minggu Produksi/Bulan & Tahun
*#9999# Versi Software
Nokia 32xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu Layanan
*#746025625# Sim Clock Stop
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
*4720# HR aktif, suara tidak lebih jernih, baterai tahan lama.
#4720# HR OFF.
Nokia 51xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
*4720# HR aktif, suara tidak lebih jernih, baterai tahan lama.
#4720# HR OFF.
Nokia 61xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
Nokia 81xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#8110# Versi Software, tanggal produksi & nomor model
*#92702689# Menu layanan
Nokia 88xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu Layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
Nokia 90xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#6823711
58412125# Versi Software
*#3283# Tanggal Produksi


Kumpulan Skema Diagram NOKIA ( All NOKIA Schematic Diagram)
1100_RH-18_2300_RM-4_schematics_V_2_0-Jan28-154424
1112_schematics_v1
1200_RH-99_100_schematics
1202_RH-112_RH-113_SM_L1&L2_v1.0
1255
1265_RH103_SM_schem_V1.0_20070427
1325_RH104_SM_schem_V1.0_20070427
1508i_RM-430_SM_L1&L2_v2.0
1650_RM-305_schematics
1661_RH-121_122_SM_Level_1&2_v1 0
1680classic_RM-394_RM-395_SM_L1&2_v2_0
2310_RM-189_schematics
2330_2320_2323c_RM512_513_514_515_543_schematics_v1_0
2600classic_RM-340_schematics_v1_0
2610_RH-86_schematics_v1
2626_RM-291_schematic
2630_RM-298_schematics
2660_2760_RM-258_RM-259_RM-292_RM-293_schematics
2700c-2_RM-561_schematics_v1_0
2720Fold_RM519_schematics_v1_0
2730C_RM-578_579_schematics_V2_0
3110c_RM-237_schematics
3120classic_RM-364_schematics_v2.0
3500c_RM-272_RM-273_schematics_v1_0
3600s_RM-352_schematics_v2_0
5000_RN-362_schematics_v1_0
5130_XpressMusic_RM-495_schematics_v1_0
5200_5300_RM-174_RM-181_RM-146_RM-147_schematics_V1_0
5220XpressMusic_RM410_RM411_schematics_v1_0
5230_RM588_RM594_schematics_v1_0
5310_Xpress_RM-303_RM-304_schematics_v1_0
5320_RM-409_RM-417_schematics_v3_0
5500_RM-86_RM-87_schematics_V1_0
5530XpressMusic_RM504_schematics_v1_0
5610_RM-242_schematics_v1_0
5700_RM-230_schematics
5800x_RM-356_RM-428_schematics_v2_0
6031_RM-74_RM-75_schematics_V2_0
6120c_RM-243_schematics_v2_0
6233_RM-145_6234_RM-123_schematics
6280_RM-78_schematics_2
6500_slide_RM-240_schematics_v1_0
7210s_RM436_schematics_v1_0
Nokia 7230 Schematic Diagram
7310_Supernova_RM-378_RM-379_schematics_v1_0
7370_RM-70_schematics_V1_0
8800Arte_RM-233_schematics
9300i_RA-8_schematics_v1_0
E51_RM-244_schematics
E52_E55_RM-469_RM-481_RM-482_RM-483_Schematics_L3&4
E61i_RM-227_schematics
E63_RM437_449_450_Schematics_L3&4_v.1.0
E71_RM346_357_407_Schematics_L3&4_0v1.0
N70_RM-84_schematics_1_0
N72_RM-180_schematics_1.0
N73_RM-132_RM-133_schematics
N76_RM-135_RM-149_schematics
N77_RM-194_RM-195_schematics
N78_RM-342_Schematics_L3&4_v1_0
N80_RM-92_schematics_1_0
Nokia N81 Schematic Diagram
N90_RM-42_schematics
N92_RM-100_schematics_v3
N93i_RM-157_schematics_right
N95_RM-159_schematics_1.0
N97_RM505_RM507_schematics_v3_0
N97mini_RM555_schematics_v1_0
Nokia_1616_RH125_schematics
Nokia_2220slide_RM-590_Service_Manual
Nokia_2690_RM635_schematics
Nokia_5330_Mobile_TV_Edition_RM615_schematics
Nokia_6760_RM-573_schematics
Nokia_7230_RM598_604_schematics
6300_RM-217_RM-222_schematics
6700slide_RM576_577_schematics
8600_RM-164_schematics
7900_RM-264_schematics
6210_navigator_RM-367_schematics
6267_RM-210_schematics
7510_Supernova_RM-398_schematics
E90 Schematic Daigram
Skema Diagram Sony Ericsson (Sony Ericsson Schematic Diagram)
Skema Sony Ericsson C902
Skema Sony Ericsson C903
Skema Sony Ericsson C905
Skema_Sony Ericsson J220_J230
Skema_Sony Ericsson K300
Service Manual_Sony Ericsson K310
Sony Ericsson K500_K508_F500
Skema_Sony Ericsson K510
Skema_Sony Ericsson K700
Skema_Sony Ericsson K600
Skema_Sony Ericsson K750
Skema_Sony Ericsson K800
Skema Sony Ericsson K850
Skema_Sony Ericsson M600
Skema_Sony Ericsson W300
Skema Sony Ericsson W350
Skema Sony Ericsson W380 / Z555
Skema_Sony Ericsson W810

LG SCHEMATIC DIAGRAM
No Type kB
1. W7020_Circuit_Diagram_&_PCB_Layout.rar
302 kB
2. W7000_Block_Diagram_&_Circuit_Diagram.rar
292 kB
3. W5300_Block_Diagram_&_Circuit_Diagram.rar
758 kB
4. W3000_Block_Diagram_&_Circuit_Diagram.rar
176 kB
5. LG600_8_schematicdiagram.rar
1646 kB
6. GB230 schematics.rar
372 kB
7. G7020_Circuit Diagram.rar
302 kB
8. LG_U880_schematics.rar
539 kB
9. LG_U8100_schematics.rar
890 kB
10. LG_U8110_schematics.rar
862 kB
11. LG_U8120_schematics.rar
892 kB
12. LG_U8130_schematics.rar
906 kB
13. LG_U8138_schematics.rar
905 kB
14. LG_U8180_schematics.rar
640 kB
15. LG_U8290_schematics.rar
897 kB
16. LG_U8330_schematics.rar
942 kB
17. LG_U8360_schematics.rar
879 kB
18. LG_U8380_schematics.rar
963kB
19. LG_U8500_schematics.rar
537 kB
20. LG_U8550_schematics.rar
674 kB