Sabtu, 09 April 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AIDS dapat diartikan sebagai sindrom dengan gejala penyakit infeksi opotunistik/ kanker tertentu akibat penurunan system kekebalan tubuh oleh infeksi HIV.
Jumlah orang yang terinfeksi HIV AIDS di Indonesia belum dapat dipastikan. Terdapat dua pendapat yaitu pendapat yang mengemukakan infeksi HIV di Indonesia sudah mengkhawatirkan dan mereka memperkirakan sudah lebih dari beribu orang yang terinfeksi HIV. Pendapat lain yang lebih optimis beranggapan infeksi di Indonesia berjalan lambat.

B. Batasan Masalah
Batasan masalah pada makalah ini ,kami membatasi hanya pada HIV AIDS dan asuhan keperawatannya saja.

C. TUJUAN
1. Mengetahui edan mengerti tentang batas dan kewenangan dalam pemberian ASKEP
2. Meningkatkan kewaspadaan dan kepercayaan masyarakat terhadap penyakit AIDS
3. Dapat mengetahui gambaran tentang penyakit AIDS


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. DEFINISI
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human immunodeficiency Virus).

B. ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus ini diketemukan oleh Montagner, seorang ilmuwan Perancis ( Institute Pasteur,Paris 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus ( LAV ).
Gallo ( National Institute of Health,USA 1984 ) menemukan virus HTLV-III ( Human T Lymphotropic Virus ) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses ( 1986 ) WHO memberikan nama resmi HIV.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS,disebut HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1 secara genetic maupun antigenic. HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1. Untuk memudahkan, kedua virus itu disebut sebagai HIV saja.

C PATOGENESIS
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan secret Vagina. Sebagaian besar ( 75% ) penularan terjadi melalui hubungan seksual.
HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetic RNA. Bilaman virus masuk kedalam tubuh penderita ( sel hospes ), maka RNA virus diubah menjadi
oleh ensim reverse transcryptase yang dimiliki oleh HIV . DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan kedalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.
HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen pembukaan CD4, terutama sekali limfosit T4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan system kekebalan tubuh. Selain tifosit T4,virus juga dapat menginfeksi sel monosit makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit folikuler pada kelenjar limfe, makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel mikroglia otak Virus yng masuk kedalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri.

D. GAMBARAN KLINIS
Infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang tidak spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala ( asimtomatik ) pada stadium awal sampai pada gejala gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut.
Perjalanan penyakit lambat dan gejala gejala AIDS rata rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi.
Gambaran klinis yang sesuai dengan perjalan penyakit dan lebih bermanfaat bagi kepentingan klinik diuraikan dalam fase-fase berikut.
1. Infeksi Akut
Gejala infeksi akut biasanya timbul sesudah masa inkubasi selama 1-3 bulan. Gejala yang timbul umumnya seperti influenza (flu-like syndrome : demam, artragia, malaise, anoreksia), gejala kulit (bercak-bercak merah, urtikaria), gejala syaraf ( sakit kepala, nyeri retrobulber, radikulopati, gangguan kognitif dan afektif), gangguan Gastrointestinal (nausea, vomitus, diare, kandidiasis orofarings). Pada fase ini penyalit tersebut sangat menul;ar karena terjadi veremia. Gejala tersebut diatas, merupakan reaksi tubuh terhadap masuknya virus dan berlangsung kira-kira 1-2 minggu.
2. Infeksi kronis asitomatik
Setelah infeksi akut berlalu maka selama bertahun tahun kemudian, umumnya sekitar 5 tahun, keadaan penderita tampak baik baik saja, meskipun sebenarnya terjadi replikasi virus secara lambat di dalam tubuh. Beberapa penderita mengalami pembesaran kelenjar limfe menyeluruh, meskipun ini bukanlah hal yang bersifat prognostic dan tidak berpengaruh bagi penderita. Saat ini ssudah mulai terjadi penurunan jumlah sel CD4 sebagai petunjuk menurunnya kekebalan tubuh penderita.
3. Infeksi Kronik Simtomatik
Fase ini dimulai rata-rata sesudah 5 tahun terkena infeksi HIV. Berbagi gejala ringan atau berat timbul pada fase ini, tergantung pada tingkat imunitas penderita.
A. Penurunan Imunitas Sedang
Pada awal sub-fase ini timbul penyakit penyakit yang lebih ringan misalnya rektivasi dari herpes zosrer atau herpes simpleks, namun dapat sembuh spontan atau hanya dengan pegobatan biasa
B. Penurunan Imunitas Berat
Pada sub fase ini terjadi infeki oportunistik berat yang sering mengancam jiwa penderita, seperti Pneumocytiscarinii,toksoplasma

E. DIAGNOSIS
AIDS merupakan stadium akhir infeksi HIV. Penderita dinyatakan sebagai AIDS bila dalam perkembangan infeksi HIV selanjutnya menunjukkan infeksi-infeksi dan kanker opurtonistik yang mengancam jiwa penderita. Selain infeksi dan kanker dalam penetapan CDC 1993, juga termasuk : ensefalopati, sindrom kelelahan yang berkaitan denagan AIDS dan hitungan CD$<200/ml. CDC menetapkan kondisi dimana infekssii HIV sudah dinyatakan sebagai AIDS.

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita infeksi HIV dibagi atas 2 bagian yaitu untuk infeksi dini dan untuk infeksi lanjut termasuk AIDS. Perbedaan tatalaksana terletak pada prinsip pencegahan yang dapat dilakukan pada fase dini untuk mencegah timbulnya infeksi oportunutis serta memperpanjang hidup penderita, sedangkan pada tahap lanjut kita hanya dapat memberikan pengobatan untuk infeksi oportunitis dan keganasan serta perawatan pada fase terminal


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian 3 Desember 2004
1. Pengumpulan data
a. Identitas
Nama : Sdr. R
Umur : 28 tahun
Jenis Kelaamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl Kartini 21, Sidoarjo
Tanggal MRS : 1 Desember 2004
Diagnosa Medis : HIV AIDS

b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan demam dan diare terus menerus

c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit sekarang
Sejak tanggal 15 November 2004 pasien mengeluh demam dan diare kurang lebih 5x/hari dengan konsisten cair. Lalu dibawa ke dokter tapi tidak kunjung sembuh, tetapi penyakitnya semakin parah sehingga pada tanggal 1 desember 2004 pukul 08.00 dibawa ke rumah sakit dan disarankan oleh Dokter untuk opname
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti saat ini, jika sakit biasanya hany beberapa hari saja

3) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular ( hepatitis, TBC ) dan penyakit menurun ( Asma ).

d. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Persepsi dan Tatalaksana hidup Sehat
Penderita sebelum sakit mengatakan memeiliki kebiasaan merokok 2 pak/hari, minum minuman keras dan memakai obat-obatan terlarang tapi sudah berhenti setahun yang lalu. Pasien mengerti tentang arti kesehatan, jika sakit biasanya pasien membeli obat yang dijual bebas di warung.
2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit klien mengatakan makan seperti biasa teratur yitu 3x/hari dengan komposisi nasi, lauk, sayur, pasien selau menghabiskan porsi makan 1 piring, minum 4-5 gelas/hari. Saat sakit pasien mengatakan tidak selera makan , hanya menghabiskan ¼ porsi saja dengan komposisi nasi, lauk, sayur., karena mulutnya terasa tebal dan pasien selau berak. Pasien minum 4 gelas/hari. BB sebelum MRS 65 kg kg, saat MRs menjadi 53 kg.
3) Pola Aktifitas
Sebelum MRS aktifitas pasien adalah bekerja sebagai pegawai swata, pasien tidak pernah berolah raga. Saat MRS aktivitas
sehari-hari pasien berkurang karena sakit, aktivitasnya dibantu oleh keluarga.
4) Pola Eliminasi
Sebelum MRS pasie BAB ix/hari tiap pagi dengan konsistensi lunak, warna kuning tengguli, BAK 4-5x/hari dengan warna kuning jernih. Saat MRS pasien BAB lebih dari 5x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning, BAK 4x/hari dengan warna kuning.
5) Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum MRS pasien mengatakan biasanya tidur 6-7 jam/hari, tidak pernah tidur siang. Saat MRS pasien tidur 4-5 jam/hari, sering terbangun karena suhu tubuh terasa panas dan perut terasa sakit

6) Pola Sensori Kognitif
Pasien tidak mengalami gangguan pada kelima pancainderanya, pasien mengerti tentng penyaklitnya
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pasien mengatakan cemas dan takut terhadp penyakitnya. Pasien malu dengan keadaannya , pasien sering melamun dan pandangan kosong.
8) Pola Hubungan dan Peran
Saat sakit hubungan pasin dengan keluarga tetap harmonis terbukti orang tua, serta familynya tetap menjaga pasien di Rs. Pasien anak ke 2 dari 4 bersauara
9) Pola Reproduksi dan Seksual
Pasien berjenis kelami laki-laki, berumur 28 tahun dan belum menikah.
10) Pola Penanggulangan Stres
Pasien mengatakan apabila mempunyai masalah lebih sering diselesaikan sendiri.
11) Pola Tata nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam dan jarang melakukan ibadah.

e. Pemerisaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pasien lemah, GCS 4 5 6, T= 150/100 mmhg, S= 38 c, RR= 25x/mnt, N= 95x/mnt.
2) Kulit, rambut, kuku
Kul;it sawo matang, turgor kulit jelek, terdapat tato pada lengan kiri atas, rambut warna hitam lurus, kuku bersih.
3) Kepala dan Leher
Pada kepala tidak terdapat adanya benjolan. Lrher di temukan pembesaran kelenjar limfe.
4) Mata
Mata cekung, konjungtiva anemis, sclera tidak icterus.


5) Telinga, Hidung, mulut, Tenggorokan
Telinga bentuk simetris, kebersihan cukup, hidung bentuk simetris, tidak ada polip, kebersihan mulut kurang, terdapat jamur disekitar mulut, tenggorokan tidak ada nyeri tekan,
6) Dada dan Thorak
Inspeksi bentuk simetris, palpasi pergerakan daa kanan dan kiriseirama, perkusi sonor, auskultasi tidak terdapat suara tambahan.
7) Abdomen
Inspeksi tidak terdapat acites, palpasi terdapat nyeri tekan, auskultasi peningkatan peristaltic usu 38x/mnt, perkusi kembung.
8) Sistem Respirasi
Tidak adanya pergerakan cuping hidung, tidak ada otot Bantu pernafasan, tidak terdapat suara nafas tambahan.
9) Sistem Urogenital
Tidak terpasang kateter, tidak ada nyeri waktu BAK
10) Sistem Extremitas
Akral hangat, tidak ada gangguan pad pergerakan.

f. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 4 Desember 2004
1. Hemoglobin : 7,5 gr/dl (13,4 – 17,7 )
2. Rasio Limfosit T4,T8 : 0,9 ( I,5 )
3. Limfosit T4 : 400/mm ( 600 –2400/mm )
4. Globulin Gama Serum : 4,6 (2,6 – 3,6 )

2. Analisa Data
Dari pengkajian diatas kemudian dikelompokkan sehingga didapatkan suatu masalah sebagai berikut:



Tanggal 3 Desember 2004
1. Kelompok Data Pertama
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan badannya terasa lemas
b. Data Obyektif
Suhu tubuh meningkat, S = 38 c
c. Kemungkinan Penyebab
Demam
d. Masalah
Gangguan rasa nyaman
Tanggal 3 Desember 2004
2. Data Kelompok Kedua
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan diare
b. Data Obyektif
BAB frekuensi 5x/hari, konsistensi cair, warna kuning, Bising usus 38x/mnt, perut kembung, terdapat nyeri tekan, BB turun (I=65 kg) (II= 53 kg), porsi makan habis ¼ dari yang disediakan.
c. Kemungkinan Penyebab
Out Put yang berlebihan
d. Masalah
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tanggal 3 Desember 2004
3 Kelompok Data Ketiga
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan cemas dan takut pada penyakirtnya
b Data Obyektif
Pasaien malu denagan keadaanya, sering melamun dan pandangan kosong, TD = 150/100
c. Kemungkinan Penyebab
Penyakit yang diderita
d.. Masalah
Kecemasan
Tanggal 3 Desember 2004
4. Kelompok Data Keempat
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan mulutnya terasa tebal
b. Data Obyektif
Kebersihan mulut kurang, terdapat jamur disekitar mulut
c. Kemungkinan Penyebab
Penurunan Sistem Imun
d. Masalah
Resiko terhadap perubahan membran mukosa

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguaaan rasa nyaman berhubungan dengan demam, ditandai dengan suhu tubuh meningkat,S = 38c
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan out put yang berlebihan ditandai dengan BAB 5x/hari, konsistensi cair warna kuning, terdapat nyeri tekan, perut kembung,bising usus 38x/menit,porsi makan habis ¼ dari yang disediakan, BB (I=65 kg) (II=53 kg)
3. Kecemasan berhubungan dengan penyakitnya ditandai dengan pasien cemas,dan takut, sering melamun dan pandangan mata kosong.
4. Resiko terhadap perubahan mukosa oral berhubungan dengan penurunan system imun ditandai dengan kebersihan mulut kurang, terdapat jamur disekitar mulut

C. PERENCANAAN
1. Diagnosa Keperawatan Pertama
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan out put yang berlebihan ditandai dengan diare 5x/hari konsistensi cair warna kuning, terdapat nyeri tekan, perut kembung, bising usus meningkat 38x/menit, porsi makan habis ¼ dari yang disediakan, BB menurun (I=65kg) (II=53kg)
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dalam waktu 2x24 jam
Kriteria Hasil :
1. Porsi makan yang disediakan habis
2. Peristaltik Usus dapat kembali normal (5-35x/menit)
3. Pasien dapat BAB dengan normal 1-2x/hari
4. BB mengalami peningkatan min 1 kg
Rencana Tindakan :
1. Catat intake dan out put yang adekuat
2. Timbang BB tiap hari bila perlu
3. Dorong penderita untuk makan sesuai dengan diet TKTP sedikit tapi sering
4. Kolaborasi dengan ahli Gizi untuk membantu peningkatan BB
Rasional
1. Membantu perawatan yang tepat untuk mengurangi over hidrasi
2. Merupakan indicator untuk mengetahui status gizi
3. Diet yang tepat merupakan hal yang tepat dalam proses penyembuhan
4. Peningkatan gizi perlu dilakukan untuk mempertahankan BB
2. Diagnosa Keperawatan Kedua
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan demam ditandai dengan Pasien lemah, suhu tubuh meningkat S= 38 c
Tujuan :
Demam berkurang atau suhu tubuh kembali normal dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
2. Demam berkurang atau hilang
3. Pasien tampak rileks
4. Suhu kembali normal 37 c
Rencana Tindakan :
1. Kaji tentang penyebab Demam
2. Beri penjelasan pasien tentang penyebab demam
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Lakukan kolaborasi dengan tim Medis dalam hal pengobatan
Rasional :
1. Untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan
2. Dengan memberikan penjelasan diharapkan pasien tidak merasa cemas
3. Diharapkan dapat memberikan kenyamanan pada pasien
4. Dengan melakukan kolaborasi dengan tim medis diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan demam
D. PELAKSANAAN
1. Diagnosa Keperawatan pertama
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan out put yang berlebihanditandai dengan diare 5x/hari konsistensi cair, warna kuning, terdapat nyrio tekan, perut kembung, bising usus meningkat 38x/menitporsi makan habis ¼ dari yang disedfiakan, BB (I=65kg) (II=53kg)
Pelaksanaan tanggal 3 Desember 2004
1. Memberikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi dan sebab gangguan pada saluran pencernaan
Respon : Padien mengerti dan sangat kooperatif
2. Memberikan diet TKTP dengan porsi sedikit tapi sering
Respon : Pasien dapat menghabiskan ½ porsi
3. Melakukan observasi dan catat mengenai pemasukan makanan
Respon : Pasien sangat kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan Kedua
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan demam ditandai dengan pasien lemah, suhu meningkat S= 38 c
Pelaksanaan tanggal 3 Desember 2004
1. Mengkaji penyabab demam
Respon : Pasien kooperatif
2. Memberi penjelasan kepada pasien tentang penyebab demam
Respon :Pasien mengangguk pertanda setujudan mengerti tentang apa yang disampaikan peawat
3. Memberikan posisi yang nyaman
Respon : Pasin mengatakan lebih nyaman
4 .Melakukan instruksi dokter dalam pengobatan
Respon : Pasien mau dilakukan tindakan dan sangat kooperatif

E. EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Pertama
Tanggal 4 Desember 2004
Data Subyektif : Pasien mengatakan diare
Data Obyektif : BAB 5x/hari konsistensi cair, waran kuning, terdapat nyeri tekan, bising usus meningkat 38x/menit, porsi makan habis ¼ dari yang disediakan
Aisment : Masalah belum teratasi
Planing : Rencana tindakan no 1,2,3,4
Tanggal 5 Desember 2004
Data Subyektif : Pasien mengatakan masih diare
Data Obyektif : BAB 4x/hari konsistensi lembek, warna kuning, terdapat nyeri
tekan sedikit ,bising usus 30x/menit
Assesment : Masalah teratasi sebagian
Plannng : Rencana tindakan dilanjutkan no 1,2,3,4

Diagnosa Keperawatn Kedua
Tanggal 3 Desember 2004
Data Subyektif : Pasiuen mengatakan badannya panas
Data Obyektif : Suhu tubuh meningkat S= 38 c
Assesment : Masalah belum teratasi
Planning : Rencana tindakan no 1,2,3
Tanggal 4 Desember 2004
Data Subyektif : Pasien mengatakan tubuhnya sedikit panas
Data Obyektif : Suhu tubuh S= 37,6 c
Assesment : Masalah teratasi sebagian
Planning : Rencana Tindakan dilanjutkan no 1,2,3
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Virus masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara darah, semen, dan secret vagina. Sebagian besar penularan terjadi melalui hubungan seksual. Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada stadium lanjut.

B. SARAN
Diharapkan karena sampai saat ini belum diketahui vaksin atau obat yang efektif untuk pencegahan atau penyembuhan AIDS. Sehingga untuk menghindari dari terinfeksi HIV dan menekan penyebarannya cara yang utama adalah tindakan pencegahan melalui perubahan perilaku.




DAFTAR PUSTAKA

Djausi, Samsu Rizal. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Duarsa, N. Wirya. 2003. Penyakit Menular seksual Edisi kedua Jakarta :FKUI
Carpenito, Lynda Juall; 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi tujuh. Jakarta, EGC